LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan Asuhan Keperawatan dengan
diagnosa Medis GASTRITIS di Ruang Interne Klas Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya
yang dilaksanakan tanggal 2 – 14 Agustus 2004
Surabaya
Mahasiswa Praktek
Agustini Seventina
22004
Mengetahui :
Kepala Ruangan Interne Klas
Pembimbing Ruangan Interne Klas
RS
Al-Irsyad Surabaya RS Al-Irsyad Surabaya
( )
( )
Pembimbing Pendidikan
AKPER UNMUH Surabaya
( )
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
I.
DEFINISI
Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan sub mukosa.
( Soeparman Waspaji Sarwono,
IPD edisi 3, 2001 )
gastritis dibagi menjadi 2 macam :
1. Gastritis akut
Merupkan lesi mukosa akut berupa erosi
dan perdarahan akibat faktor-faktor agresik atau akibat gangguan sirkulasi akut
mukosa lambung.
( Mansjoer Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3,
2001 )
2. Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering
bersifat multi faktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi .
( Mansjoer Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3,
2001 )
II.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Gastritis tergantung
dari typenya :
1. Gastritis Akut, penyebabnya yaitu :
-
Alkohol
-
Obat-obatan :
aspirin, digitalis, yodium, sulfas feros kortison, obat anti inflamasi non
steroid (AINS)
-
Gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar, sepsis
-
Jenis bahan
makanan : (zat yang terkandung dalam kopi) bahan rempah-rempah seperti :
merica, cuka, asam)
-
Stress
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya belum pasti mungkin
berhubungan dengan faktor ras, heriditas psikis dan makanan.
III.
PATOFISIOLOGI
Mukosa lambung dengan bantuan prostaglandin
melindungi muskular seluruh dari Arodigestive bila pertahanan gagal terjadi
Gastritis
Setelah pertahanan
syaraf kolioergik, HCl berdifusi kedalam mukosa dan menyebabkan luka pada
pembuluh darah kecil dan menyebabkan oedem. Perdarahan dan erosi pada dinding
gastrik karena perkembangan penyakit, dinding gasrtrik menjadi tipis dan atrofi
Pada Gastritis
kronis superfioli mukosa hiperemik oedem dan rapuh mungkin terlihat
bercak-bercak perdarahan kecil –kecil dan ulserasi
Pada Gastritis
kronik hipotropik dan atrofi gaster mukosa tipis dan warna berubah menjadi
abu-abu kehijauan, pembuluh-pembuluh darah tampak jelas di daerah yang tipis
sering ada perdarahan
Pada Gastritis
kronik hipertropikans mukosa suram agak membengkak, longgar dan seperti spons,
biasanya dengan modulus yang granuler yang bila besar menyerupai polip sering
terdapat erosi dan uker kecil-kecil
Sebagai pengganti
untuk membedakan dengan ulkus peptikum adakah rasa sakit tidak hilang setelah
makan-makanan yang tidak merangsang (Pain Food Fair), sedangkan pada ulkus
peptikum (Pain-food-Rulef)
v Pohon Masalah
v Gejala Klinis
1. Gatritis akut
-
Nyeri
epigastrum
-
Nausea,
muntah-muntah, anorexia
-
Cepat sembuh
bila penyebab cepat dihilangkan
2. Gastritis kronik
-
Tampak pucat,
Hb tidak normal
-
Perut terasa
panas
-
Anorexia,
epigstrum terasa tegang
-
BAO/MAO (
Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat diketahui dengan biopsi
IV.
KOMPLIKASI
1. Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik,
khusus untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
2. Gastritis Kronik
Perdarahan saluran
cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena gangguan absorbsi
vitamin B12
V.
PENATALAKSANAAN
1. Diet lunak diberikan sedikit-sedikit tetapi lebih
sering
Hindari makanan / bahn-bahan yang
merangsang seperti alkohol dan bumbu dapur.
2. Berikan antasida, kecuai Gastritis Hipertrofi dan
atrofi gaster. Kini Gastritis Hipertrofi dan atrofi gaster dihubungkan dengan
proses autoimun dan adanya anemia, pernisiosa, karena itu pada kasus ini
diberikan kortikosteroid dan vit B12. untuk Gastritis atrofi dapat
diberikan asam seperti asam glutamat, HCl, Glulaptin, enzim-enzim lambung.
3.
|
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Anamnese
1. Biodata /identitas klien meliputi : nama, umur,
jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan,
tanggal MRS, dan diagnosa medis
2. Keluhan Utama
-
Adanya rasa
perih, nyeri epigastrum
-
Adanya
perdarahan / muntah darah
-
Nyeri setelah
/ sebelum makan
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan umum mulai
dari sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri perut, pusing, mula, muntah,
nafsu makan menurun, kembung.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit
seperti yang dirasakan sekarang atau pernah menderita penyakit keturunan atau
yang lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
c. Kebiasaan yang dialami
-
Peminum
alkohol
-
Suka minum
kopi, teh panas
-
Perokok
-
Kebiasaan
makan sedikit, terlambat makan pedas, mengandung gas/asam
-
Kebiasaan
bekerja keras : penyebab makan tak teratur
-
Penggunaan
obat-obatan tanpa resep dokter : aspirin, analgesik, steroid (kolmetaxon) dll
-
Menjalankan
diet ketat.
d. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai kesehatan dan
kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan
serta pemakaian obat yang mengiritasi lambung, intake makanan yang kurang
menjaga kebersihan, tidak dimasak dahulu dan sering makan yang terkontaminasi
dengan bakteri.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya klien makan tidak teratur
3. Pola aktivitas
Pada klien gastritis akan mengalami
gangguan karena selalu terdapat rasa nyeri pada daerah lambung.
4. Pola eliminasi
Pada umumnya pada klien gastritis
tidak ada gangguan atau masalah pada pola eliminasi baik eliminasi alvi atau
uri
5. Pola istirahat dan tidur
Rasa mual, nyeri, yang sering
menyerang epigastrium akan mengurangi waktu dan menjadi gangguan tidur klien
6. Pola sensori dan kognitif
Pada klien gastritis biasanya tidak
ada gangguan pada panca indera
7. Pola persepsi diri
Klien mengalami kecemasan sebab sering
merasa nyeri, mual, muntah
8. Pola hubungan dan peran
Klien masih tetap berinteraksi dengan
orang lain dan hanya perannya yang terganggu karena klien harus banyak
istirahat akibat nyeri yang sering dirasakan
9. Pola reproduksi dan seksual
Pada umumnya klien tidak mengalami
gangguan baik organ maupun kebiasaan sexualitas
10. Pola penanggulangan stres
Cara klien menanggulangi stress biasanya
menggunakan mekanisme koping yang baik jika dimotivasi oleh keluarga atau
perawat
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kebiasaan agama yang dianut, kebiasaan
beribadah baik di rumah ataupun di rumah sakit
v Inspeksi
-
Pucat, lemah,
adanya perdarahan, mual, muntah
-
Berat badan
menurun
-
Keluar
keringat dingin
v Palpasi
-
Nyeri tekan
kuadran kiri atas
-
Nyeri
epigastrium
-
Turgor
menurun
v Auskultasi
-
Terdapat
peningkatan fisik usus/gaster
v Perkusi
-
Suara resonan
gila pasien kembung
v Tensi menurun, nadi cepat/kecil, suhu meningkat
dan RR menurun. Wajah pucat, mata cowong, turgor kulit menurun, tektur kulit.
v Kulit kasar
b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, nyeri epigastrium,
RR meningkat, suhu meningkat, nadi meningkat.
2. Kepala dan leher
Wajah pucat, mata cekung, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, dan wajah menyeringai kesakitan.
3. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, tekstur kulit
kasar dan kadang sianosis.
4. Sistem respirasi
Tidak ada kelainan pada sistem
respirasi.
5. Sistem kardi vaskuler
terjadi penurunan tekanan darah,
peningkatan nadi dan adanya suara jantung yang irreguler.
6. Sistem gastrointestinal
Terjadi mual, muntah, dan peningkatan
fisik usus/gaster.
7. Sistem genito urinaria
Tidak terdapat
disuria, retensi urine dan inkontinensia
8. Sistem muskuloskeletal
Adanya kelemahan otot karena kurangnya
cairan dan nyeri pada persendian.
9. Sistem endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya
gastritis dari sistem endokrin.
10. Sistem persyarafan
Motorik dan sensorik tidak ada
gangguan pada umumnya.
c) Pemerisaan Penunjang
Diagnosis dapat ditegakkan dengan DL,
BJ Plasma, kultur
Analisa lambung sekresi : hambatan HCL
/ peningkatan HCL
Endoskopi : terdapat luka pada mukosa
gaster
Sinar-sinar barium : terdapat luka
pada gaster / intestinal.
Ø ANALISA DATA
1. Ds : klien
mengatakan nyeri perut bagian kiri atas bila ditekan dan nyeri
Epigastrium.
Do : - klien tampak lemah, pucat
- keluar keringat dingin
- tampak menyeringai menahan rasa nyeri
pada daerah perut
Masalah :
gangguan rasa nyaman (nyeri) pada
perut.
Kemungkinan penyebab :
Peradangan mukosa lambung akibat
peningkatan / penurunan HCL.
2. Ds :
klien mengatakan tidak selera untuk makan
Do : - pasien mual, muntah apabila makan
- mata cowong
- turgor kulit menurun
- BB menurun
3. Ds :
pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
Do : pasien tampak
gelisa, ketakutan dan cemas
Masalah : kurang pengetahuan tentang
penyakit
Kemungkinan penyebab : kurang
informasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
peradangan mukosa lambung akibat peningkatan
atau penurunan HCL ditandai dengan pucat, lemah, keluar keringat dingin,
dan menyeringai kesakitan menahan nyeri.
2. Gangguan keseimbangan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan asupan
yang kurang ditandai dengan mual, muntah, mata cowong, turgor kulit menurun dan
lemas.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi yang diterima. Ditandai dengan pasien tampak gelisa
ketakutan dan cemas.
4. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan
nyeri pada daerah epigastrium ditandai dengan mata pasien tampak kemerahan,
lemah, lesu, pucat dan pasien tampak menyeringai kesakitan.
5. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ditandai dengan pasien
tampak gelisah, ketakutan dan sering bertanya pada perawat tentang penyakitnya
3. RENCANA TINDAKAN
Ø Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan peradangan mukosa lambung akibat peningkatan/penurunan HCl
Tujuan :
-
Nyeri dapat hilang atau
berkurang
Kriteria hasil :
-
Pasien tampak tenang
-
Nyeri perut hilang
-
Expresi wajah rilex, ceria
Rencana Tindakan dan Rasional :
1.
Lakukan pendekatan therapeutik
pada klien
2.
Berikan penjelasan sebab-sebab
dan akibat terjadinya nyeri
3.
Beri kompres air hangat pada
daerah perut yang nyeri
4.
Beri motivasi klien untuk makan
teratur
5.
Berikan teknik relaxasi pada
klien
6.
Ciptakan lingkungan yang nyaman
7.
Kaji tingkat nyeri
8.
Observasi TTV pada klien
9.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida
Rasional :
1.
Agar lebih mudah melakukan
tindakan keperawatan
2.
Agar pasien mengerti dan dapat
menghindari penyebab
3.
Terjadi relaksasi dan
mengurangi ketegangan otot-otot
4.
Diet teratur bisa menghindari
kerusakan mukosa lambung
5.
Agar klien merasa lebih nyaman
6.
Lingkungan yang nyaman
menstimulasi pengurangan nyeri
7.
Deteksi dini untuk tindakan
selanjutnya
8.
Untuk mengetahui perkembangan
pasien
9.
Antasida memberikan
keseimbangan asam lambung yang dapat mencegah terjadinya kerusakan mukosa
Ø Diagnosa 2
Gangguan keseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
berhubungan dengan mual dan muntah, anarexia
Tujuan :
-
kebutuhan nutrisi terpenuhi
dalam waktu 3 hari
Kriteria Hasil :
-
Mual menurun, tidak muntah
-
Turgor baik
-
Kulit lembab, wajah ceria
-
Porsi makan sesuai porsi
-
Klien dapat mempertahankan
berat badannya
Rencana Tindakan :
1.
Beri penjelasan terhadap
pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
2.
Berikan makanan yang menarik
dan merangsang selera makan
3.
Berikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering
4.
Berikan diit tkrp rendah lemak
5.
Timbang berat badan tiap 2-3
hari
6.
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian nutrisi parenteral dan robaransia
Rasional :
1.
Pengetahuan yang meningkat
dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
2.
Untuk meningkatkan selera makan
sehingga meningkatkan intake bagi tubuh
3.
Makanan dalam porsi besar lebih
sulit dikonsumsi pasien saat anorexia
4.
Meningkatkan asupan gizi yang
adekuat mempercepat proses penyembuhan
5.
Megetahui perkembangan tubuh
6.
Dibutuhkan bila intake PO tidak
mencukupi dan efek farmakologis roboransia untuk meningkatkan nafsu makan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan
perwujudan dari rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi,
rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data
5. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dari
rencana tindakan dari masalah kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mansjoer Arief. M, dkk. Kapita
Selekta Kedikteran, edisi 3. media ausculapius FKUI 2001 : 492
2.
Soeparman, Waspadji Sarwono,
Buku Ilmu Penyakit Dalam edisi 3, Balai penerbit FKUI Jakarta, 2001 :127
3.
Diana (Bovahnam dan Johann C
Hoevolly ) Keperawatan medikal bedah. EGC Jakarta ,1996